Eksekutif kesehatan harus beralih dari AI mahal ke arsitektur efisien seperti MoE dan model open-source seperti DeepSeek. Ini mengurangi biaya komputasi, menyederhanakan operasi, meningkatkan perawatan pasien, dan memungkinkan inovasi berkelanjutan sambil mengelola risiko transparansi dan tata kelola. Strategi cerdas untuk keunggulan kompetitif.
Menkeu AS Scott Bessent menyalahkan AI China, DeepSeek, atas penurunan pasar, bukan tarif Trump. Ia mengklaim peluncuran DeepSeek mengganggu investor dan menantang narasi kebijakan ekonomi. Ini menyoroti persaingan AI global dan dampaknya pada pasar keuangan, menggeser fokus dari Washington D.C. ke arena teknologi.
DeepSeek, startup AI Tiongkok, menarik perhatian global. Dengan teknik penalaran baru (GRM & Self-Principled Critique) dan rencana open-source, didukung High-Flyer Quant milik Liang Wenfeng, DeepSeek menantang di tengah persaingan AI global. Strategi terukurnya menandai ambisi menjadi pemimpin AI.
Munculnya DeepSeek menantang dominasi skala pra-pelatihan AI. Kelangkaan data mendorong fokus ke 'test-time compute' (TTC), mengoptimalkan penalaran saat inferensi. Pergeseran ini membentuk ulang lanskap perangkat keras, cloud, dan model dasar, menjadikan efisiensi inferensi kunci kompetitif baru, berpotensi meningkatkan penggunaan komputasi AI secara keseluruhan.
Model AI open-weight seperti DeepSeek-R1, dikombinasikan dengan teknik seperti distilasi, memungkinkan AI canggih di perangkat edge. Ini mengatasi keterbatasan cloud seperti latensi, bandwidth, dan privasi, mendorong edge intelligence yang efisien, responsif, dan skalabel.
Hiruk pikuk model AI baru seperti DeepSeek mengalihkan perhatian dari tantangan nyata: implementasi bisnis yang efektif. Hanya 4% perusahaan meraih nilai signifikan dari AI. Fokus harus beralih dari sensasi model ke integrasi strategis, perubahan budaya, dan fondasi data untuk kesuksesan sejati.
Awal 2024, DeepSeek China merilis model bahasa besar gratis. Yann LeCun dari Meta mengklarifikasi: ini bukan dominasi China, tapi keunggulan model 'open source' atas model proprieter. Dinamika menarik ini menimbulkan pertanyaan: berapa lama China akan terus berbagi inovasi AI canggihnya secara gratis? Akankah kemurahan hati digital ini bertahan?
Deepseek AI muncul sebagai pesaing AI yang efisien biaya dari Tiongkok, menawarkan model 'open-weight'. Namun, penerimaannya di Barat dibayangi narasi geopolitik, kekhawatiran keamanan, dan bias historis, mengaburkan diskusi tentang inovasi teknis dan potensi pembelajarannya.
Lanskap AI berkembang pesat. Google merilis Gemini 2.5 gratis, menantang DeepSeek yang sebelumnya unggul. Analisis ini membandingkan keduanya dalam sembilan tantangan berbeda untuk menguji kreativitas, penalaran, dan pemahaman teknis, mengungkap kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Munculnya AI seperti DeepSeek R1 menuntut Barat mengatasi tata kelola AI open-source. China secara strategis merangkul 'keterbukaan' ini, sementara AS dan UE ragu-ragu. Diperlukan pendekatan transatlantik terpadu untuk mempromosikan AI open-source yang demokratis guna melawan pengaruh otoriter dan memastikan masa depan AI yang terbuka dan memberdayakan.
