Kemajuan pesat kecerdasan buatan memunculkan AGI, atau kecerdasan umum buatan. Apakah kita siap menghadapi konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini? Pertimbangkan implikasi etis, keselamatan, dan kontrol saat kita mendekati era superintelijen.
OpenAI tegaskan kontrol non-profit, prioritaskan manfaat publik daripada laba investor. Transisi ke PBC untuk keseimbangan kepentingan.
OpenAI mengubah strategi, tegaskan komitmen pada model PBC, pastikan entitas nirlaba pegang otoritas utama. Keputusan ini bertujuan redakan badan pengatur, publik, dan pemangku kepentingan.
Microsoft Phi-4 Reasoning hadirkan SLM ringkas, open-weight, cepat, dan efisien untuk penalaran tingkat lanjut. Mengungguli model besar dengan parameter lebih sedikit.
RWKV-X adalah arsitektur hibrida baru untuk pemodelan bahasa yang efisien dengan konteks panjang, menggabungkan RWKV dengan mekanisme perhatian jarang untuk kinerja yang lebih baik.
Upaya menuju AGI, AI yang setara kecerdasan manusia, adalah ambisi utama. Investasi besar dan penelitian terus dilakukan. Tujuannya adalah mesin yang bisa memahami, belajar, dan menerapkan pengetahuan lintas domain.
Zuckerberg memperingatkan AS berisiko kehilangan keunggulan AI karena China. Ekspansi data center dan produksi chip domestik China mengancam dominasi AS di bidang AI. AS harus berinvestasi dalam infrastruktur data dan produksi energi.
Beberapa perusahaan terkemuka seperti OpenAI dan Google DeepMind berlomba untuk mencapai Kecerdasan Umum Buatan (AGI). AGI berpotensi mengubah industri dan menyelesaikan masalah global. Pengembangan AGI memerlukan pendekatan yang bertanggung jawab.
Natasha Lyonne menyutradarai 'Uncanny Valley', mengintegrasikan AI secara bertanggung jawab. Dia menekankan etika, hak cipta, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.
Persaingan global dalam model AI dasar semakin ketat. Grok 3.5 Musk muncul setelah Qwen3 Alibaba, menyoroti persaingan AS-China.
